Hai, kamu, yang aku belum tahu siapa kamu sebenarnya.
Bukan sebenarnya, seharusnya. Karena kita belum pernah bertemu sebelumnya. But some stories about you made me feel impressive.
Kamu dengan caramu yang tak biasa, yang justru membuatku kikuk. Seketika kesombonganku hilang. Seketika aku merasa tak pantas. Siapa aku? Pantaskah aku?
Kamu dan kehangatanmu yang dibicarakan orang
disekitarmu. Ya, selama ini kita memang hanya saling menilai dalam
jarak, namun yang aku takutkan, kehangatanmu meruntuhkan pertahananku.
Sejak itu, yang kuanggap sebagai momok justru sering menghantui.
Membuatku takut? Jelas. takut kau mencuri hatiku sebelum waktunya
Takut, karena aku tak bisa mendeskripsikan apa yang
kurasa. Seketika aku merasa kecil. Ya, aku bukan siapa-siapa, karena
diatas langit, masih ada langit.
Ketakutanku justru membuatku mencari Tuhan lebih
sering dari biasanya. Mencari makna soal hal yang tak mampu
kudeskripsikan. Abstrak.
Bahkan tanpa sadar, kamu menjadi bahan ghibah favoritku dengan Tuhan.
Tapi kurasa lebih baik begini. Berdiam diri, hanya aku dan Tuhan, tanpa asumsi, tanpa proklamasi, dan senantiasa memperbaiki.
Dimanapun kamu dan ngapain kamu sekarang, yang penting, berdoa selalu, ya…
0 komentar:
Posting Komentar