RSS

Menikah Itu.....

Bismillahirrohmanirrohiim….

Ini hanya coretan tak penting sebaiknya jika anda sibuk atau tidak mau buang-buang waktu sebaiknya abaikan saja. Karena coretan ini hadir Dalam rangka menjawab pertanyaan teman-teman yang kepo atas jungkir baliknya kehidupan aku beberapa bulan belakangan,*halah*. Berharap dari curhatan gaje ini masih ada secuil hikmah yang bias diambil.

Sejak kapan memutuskan akan menikah? Ini adalah pertanyaan paling wahid yang ditanyakan oleh para jombloer yang menanti jodoh *senyum lebar*. Sejujurnya aku dengan sangat mantap memutuskan akan menikah adalah di awal tahun 2013, tapi bukan berarti aku ingin menikah diawal tahun. Sebagaimana tertuliskan di dreambook tercatat disana rencana pernikahan akhir tahun 2013. Dengan siapa? Tentu saja saat itu tidak tertulis dengan siapa. Karena belum terbayang akan menikah dengan siapa. Hanya menuliskan tanggal, serta mahar yang di inginkan. Dan singkat cerita, peristiwa sakral itu terlaksana sehari lebih cepat dibanding yang tertulis di dream book.

Bagaimana prosesnya? Prosesnya sangat singkat dan ngak ada yang tau selain keluarga besar. Kenapa yakin memutuskan menikah dengan dia yang notabene belum dikenal luar dan dalam? Jawabannya cukup singkat. Karena dia sanggup memberikan mahar yang di inginkan *halah*. Kesiapan dia jadi imam sholat sudah tidak diragukan lagi, itu sudah lebih dari cukup. Intinya agamanya TOP udah gitu aja.

Bagaimana rasanya menikah? Ini adalah pertanyaan yang susah dijabarkan jawabannya. Buatku menikah bukan hanya sekedar menemukan jodoh, tapi lebih kepada menemukan teman untuk perjalanan panjang. Yang namanya “teman” tentu ada aja hal-hal yang membuat kita sepakat dan bertolak belakang.

Kata orang awal-awal pernikahan itu selalu indah. Buatku tentu saja bukan begitu. Justru awal-awal pernikahan adalah masa-masa yang paling rawan. Jadi ingat nasehat konsling pranikah di BKD kemarin. “bibit masalah itu bisa dimulai sejak malam pertama”. Tentu saja apa yang dilakukan beresiko menjadi bibit masalah, mengingat kita dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, dididik dengan cara yang berbeda. Pola pikir kita yang berbeda. Jadi sangat wajar sering terjadi konflik.

Bagaimana tidak menjadi konflik klo yang satu suka tidur mati lampu tapi pasangannya suka tidur dengan lampu menyala, yang satu suka masakan pedas yang satunya suka masakan manis. Yang satu berharap diperlakukan romantis tapi pasangannya justru tidak bisa berlaku romantis. Tapi uniknya selalu ada cara dan muara yang bisa menyatukan perbedaan yang berpotensi konflik tersebut.

Kehidupanku sekarang tentu bertolak belakangan dengan kehidupan yang dulu, kalau dulu terlalu fokus pada karir dan pekerjaan, tak pernah melakukan pekerjaan rumah tangga, maka kini harus fokus pada suami dan rumah. Bagaimana rasanya pindah dunia? Aaah.. susah diungkapkan dengan kata-kata, but, I’am Happy.. menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga itu sangat menyenangkan.

Sekarang setiap hari yang ada dikepala “apa yang harus dilakukan agar suami senang?”.why? karena dia adalah kunci surga dan neraka ku.  Karena ini pengalaman pertama kami menjadi suami dan istri maka tak jarang hal-hal konyol sering terjadi.  Aku yang berlatar belakang sangat cuek dan santai, terkadang suka lupa klo ngomong ama suami seperti ngomong ama teman sendiri, tak jarang suami mengajarkan bagaimana berkata-kata romantis, tapi dasar akunya dudul.. susah banget untuk melakukan hal tersebut, yang ada malah bikin geli sendiri klo aku berkata-kata romantis.

Karena perbedaan karakter inilah membuat kita selalu salah tingkah, dan belakangan timbul kebiasaan ajaib yang tidak baik. Kalau mau sholat berjama’ah suka ketawa-ketiwi  ngak jelas mengingat kekonyolan yang dilakukan.  Jadilah sholat berjama’ahnya berulang-ulang karena tiba-tiba ditengah sholat jadi tertawa, dan parahnya jika salah seorang tertawa yang lain ikut tertawa.. *ya Tuhan ampunilah dosa hambaMu yang manis ini..*

Apalagi kebiasaan suami yang suka menggoda istrinya ketika sholat sunnah.. hal itu membuat mengerjakan sholat menjadi lama, tapi yang paling bikin aku bahagia adalah sekarang ada guru ngaji dikamar *eeaaaa*. Rasanya nano-nano banget ketika suami mengajarkan membaca Alqur’an yang bener.. berasa kayak anak TK lagi *kemudian malu*

Yang paling disyukuri dalam pernikahan ini adalah ibadah semakin meningkat, sholat berjama’ah semakin sering, sholat malam selain makin meningkat  juga  karena ada  yang nemenin..pergi pengajian ada yang nungguin juga.. klo salah ada yang ngingetin, ada yang bisa diusilin dan digangguin #Eh.. klo dijalan pengen denger lantunan ayat qur’an tinggal pencet suami #eh

Aaah..pokoknya Nikmat Tuhan mana lagi yang aku galaukan.. semua kenikmatan itu tak akan habis kata untuk mengucapkan syukurnya. Bukan maksud buat ngomporin yang belum nikah. Hanya saja mau ngasih semangka #eh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

antara hatinya dan hatiku


Hatinya pernah mendua. Bukan sekali, bahkan hingga beberapa kali. Lantas saya? Satu saja sudah kepayahan, apalagi untuk dua.

Hatinya pernah mengkhianati. Bukan sekali, bahkan hingga berkali-kali. Lantas saya? Membangun percaya itu mudah, tapi sekali dirobohkan maka sulit dibangun lagi.

Hatinya pernah pergi. Bukan sekali, bahkan lebih dari dua kali. Lantas saya? Mau kemana? Tujuan saya hanya hatinya, bukan tempat lain.

Hatinya pernah mencinta yang lain. Bukan sekali, bahkan mungkin berkali-kali. Lantas saya? Hati saya sudah sangat cukup dengan hanya satu cinta saja, tak perlu menambah lagi.

Hatinya pernah berpaling. Bukan sekali, bahkan hingga beberapa kali. Lantas saya? Terlalu sibuk melihat hatinya, tak sempat melihat hati yang lain. 

Tapi, hatinya selalu pulang, bahkan setelah banyak hati ia kunjungi.
Saya tanya mengapa? Jawabnya, “karena cuma kamu yang paling setia menantiku pulang”.

Kepada semua hati yang pernah ia sambangi, tak pernah saya taburi benci. Mereka sama seperti saya. Wanita mana yang mampu menyakiti wanita lain? Mungkin ada, tapi saya tidak.

Hingga pada suatu waktu, saat ia pulang, ia tersenyum. Saya tanya
kembali, mengapa tersenyum? Jawabnya, “tak pernah kutemukan hati setabah hatimu..”

Saya?

Tidak setabah itu. Menangis jika memang harus menangis. Marah jika memang harus marah. Berteriak jika memang dada sudah tak mampu menahan sesak. Namun, tanpa sepengetahuan siapapun. Hanya saya dan Dia, tidak dia.

Setidaknya dalam diam saya temukan obat paling baik meredakan kepenatan hati. Sebab, penjagaan terbaik yang mampu saya lakukan untuk dia yang saya cinta hanya bisa saya berikan lewat doa. Saya
percaya, doa mampu menjaganya, menuntunnya pulang menuju hati yang tepat, dengan selamat, walaupun tanpa genggaman, tanpa suara.

Entah padaku,
atau pada yang lain.

Karena yang baik menurutku, belum tentu begitu pula menurut Tuhan,
bukan?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

menjadi perempuan itu


Menjadi perempuan seharusnya membuatmu mampu belajar sabar lebih dari sabarnya seorang lelaki, belajar kuat lebih dari kuatnya seorang lelaki, belajar mandiri lebih dari mandirinya seorang lelaki. 

Menjadi perempuan seharusnya membuatmu pintar menempatkan dirimu, pintar mengontrol emosimu, pintar menjaga harga dirimu.

Sebab lelaki mudah sekali goyah, dia butuh bahu yang kuat tempatnya bersandar, dan ya, dia butuh hati yang hangat untuk tempatnya pulang setelah lelah mengembara.

Dia butuh sosok wanita yang dia percaya kelak anaknya bisa berkata “aku punya seorang ibu yang hebat”.

Jadi, sudah cukup baikkah dirimu untuk “dia” yang kau tuntut baik? *tuing*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers