Katanya tanda-tanda seseorang adalah jodoh kita, ditunjukkan dengan dua tanda yaitu, dimudahkan atau mendekatkan diri kita dengan Allah. Denganmu, aku mendapatkan kedua tanda itu ternyata. Tak mudah menyadari bahwa ternyata mencintaimu adalah sebuah ujian bagiku, ujian yang menyenangkan. Hingga detik ini, aku bersyukur aku menyadari bahwa aku mencintaimu, semoga karena Dia, Tuhan yang Maha Pengasih.
Tahu kah kamu, Tiap kali aku rindu padamu, aku tak berani
untuk mengirimkan BBM, SMS, atau bahkan meneleponmu. Kupendam rindu ini
diam-diam, tak seorang pun tahu. Hingga kusadari, lebih baik kutitipkan rindu
ini melalui Dia dalam doaku, dan kusiram rindu ini dengan ayat-ayatnya, hingga
padam dengan sendirinya.
Aku yang dulunya, menyentuh 114 surat-surat cinta-Nya,
hanya seminggu sekali, atau bahkan sebulan sekali, atau mungkin juga kalau
ingat saja, mejadi sering membaca firman-firmannya, karena ternyata hati
menjadi lebih tentram. Karenamu, itu semua karena rindu yang tak terungkapkan
padamu.
Tak berani pula kuungkapkan perasaanku ini padamu, dulu.
Kusadari belum tentu kamulah yang akan menjadi sahabat baik seumur hidupku.
Karena itu lebih baik, diam-diam kuselipkan namamu dalam tiap sujudku, berharap
Dia membukakan jalan jika benar kamulah yang akan ada disampingku
setiap pagiku bangun, imam yang tepat bagiku, dan ayah yang baik
bagi anak-anakku kelak.
Aku yang dulunya, tak sempat lagi duduk mengadahkan kedua
tanganku padaNya, walau hanya beberapa menit, menjadi lebih banyak mengobrol
padaNya. Juga karenamu, karena aku tak tahu harus mengungkapkan isi hati ini
kepada siapa lagi, selain kepada penguasa dan pembolak-balik hati ini.
Sengaja kutuliskan surat cinta ini, surat cinta pertama
kalinya dalam hidupku, sebagai tanda terimakasihku padamu. Karena sampai detik
ini, sebenarnya aku masih tak percaya, bahwa besok aku akan menikah denganmu.
Kamu yang diam-diam kusematkan namamu dalam doaku, kamu yang tak pernah berani
aku khayalkan sampai menikah denganku, hingga, kamu yang ternyata datang dengan
gagah berani datang ke orangtuaku, melamar anak gadisnya ini dengan penuh
keyakinan bahwa kau ingin dia percaya bahwa kita bisa dan akan hidup bahagia
bersama hingga di dunia dan akhirat. Terimakasih telah mempercayakanku sebagai
tangan kananmu untuk mengarungi dunia ini bersama, terimakasih kamu mempercayai
aku untuk menjadi ibu bagi anak-anakmu kelak.
Kepada, Mr (yang belum boleh dituliskan namanya).
Terimakasih untuk segalanya, selamanya.
Dari, Calon istrimu, yang ternyata diam-diam
romantis yah, silahkan mengenalku lebih jauh sehabis ini.
0 komentar:
Posting Komentar