bismillahirrahmanirrahiim
Dalam jodoh ada yang jauh lebih berperan dari proses memilih dan dipilih, menemukan dan ditemukan. membuatnya bertahan. Dan itulah tantangan terbesar. Karena jodoh tidak hanya awal dan akhir, tapi juga sepanjang perjalanan. Melewati banyak kerikil tajam lalu berdarah bersama, namun tetap berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tetap berada di satu garis takdir yang sama..
Ketika hati sudah menentukan pilihan, diantara masing-masing kita
mungkin pernah bertanya-tanya sendiri, “Apakah benar dia yang terbaik
untuk saya?”
Lalu kamu temukan apa dari yang kamu tanya?
Saya suka beranalogi sendiri, kira-kira seperti ini;
Dia yang terbaik atau tidak untuk hidupmu, tergantung dari seberapa besar kamu merasa cukup.
Wanita itu ibarat tulang rusuk untuk lelaki, dia menjaga hati.
Lelaki ibarat tulang pada punggung untuk wanita, menjaga agar tetap kuat.
Keduanya saling menjaga, saling melengkapi. Dan diantara keduanya memang bengkok (tidak lurus).
Keduanya sama,tidak sempurna.
~smoga bisa saling melengkapi..~
Lalu kamu temukan apa dari yang kamu tanya?
Saya suka beranalogi sendiri, kira-kira seperti ini;
Dia yang terbaik atau tidak untuk hidupmu, tergantung dari seberapa besar kamu merasa cukup.
Wanita itu ibarat tulang rusuk untuk lelaki, dia menjaga hati.
Lelaki ibarat tulang pada punggung untuk wanita, menjaga agar tetap kuat.
Keduanya saling menjaga, saling melengkapi. Dan diantara keduanya memang bengkok (tidak lurus).
Keduanya sama,tidak sempurna.
~smoga bisa saling melengkapi..~
1 komentar:
lama sekali nggak ngintip blog mba arsya..
saya sendiri belum tau apa itu cinta (masih bau kencur sy), tapi pernah saya diajari, bahwa dalam sebuah pernikahan yang arif, cinta mengejawantah sebagai komitmen, maka dalam pernikahan, yang melanggengkan bukan lagi cinta cintaan, suka, saling cocok, atau menerima satu sama lain..
komitmen, sy diajari bahwa komitmenlah yang akan jadi fondasi yg kokoh untuk membangun rumah tangga.. dan komitmen selalu membutuhkan alasan..
bagi orang tua sy yg sudah mulai sepuh, hampir semua pendapat mereka bertabrakan, tidak ada lagi yg namanya cinta cintaan, atau rasa suka satu sama lain.. tapi mereka masih langgeng, bukan karena cinta.. sy kaget waktu tanya, ternyata karena sudah punya anak 3, dan nggak mungkin cerai.. mereka jadikan kami (anak2nya) sebagai alasan, komitmen untuk menjaga pernikahan.. dan alhamdulillah sampai sy segede ini komitmen itu bertambah "demi momong cucu".. pada akhirnya ego mereka korbankan dan keluarga kami heppy heppy sj sekarang..
sekarang, tinggal alasan apa yg ingin kita jadikan komitmen dalam berkeluarga, mungkin kalau di keluarga samawa alasan klise nya adalah Allah.. hehe
Posting Komentar