Pada suatu masa dalam hidup. Aku memiliki teman, laki-laki dan
perempuan, yang keduanya saling memiliki perasaan namun keduanya tidak
saling mengetahui.
Aku yang mengetahui dari tingkah cara matanya menatap atau cara
bicaranya yang tiba-tiba berubah. Selebihnya semua berjalan seolah tidak
terjadi apa-apa.
Keduanya memiliki prinsip yang sama, menolak pacaran se-islami apapun
embel-embel dan argumentasi orang-orang yang berusaha mencari
pembenaran. Aku mengamati keduanya hingga hari ini.
Keduanya adalah orang-orang yang sabar. Keduanya adalah orang-orang
yang tulus. Perasaan adalah sesuatu yang fitrah, sesuatu yang suci. Yang
menjadikannya buruk adalah perbuatan manusia. Cara seseorang menyikapi
perasaannya menunjukkan tingkat pemahaman dan cara berpikirnya.
Temanku ini telah menunjukkan pemahaman terbaik yang pernah saya
temui. Dia tidak menjadikan perasaannya sesuatu yang membuatnya pusing.
Tidak karena perasaannya dia menjadi pribadi yang ragu-ragu. Dia tidak
terlalu meladeni perasaannya dengan perbuatan-perbuatan tidak baik.
Tidak pula berangan-angan.
Aku tahu dia sedang memperbaiki diri, kini bacaan kitabnya semakin
banyak saja. Puasa senin kamisnya semakin rajin. Katanya, sesiapa yang
belum siap menjalin ikatan mitsaqan ghaliza, disunahkan puasa senin kamis.
Perasaan itu fitrah, tidak perlu dan memang tidak bisa dihindari. Dia
bisa datang kepada siapa saja tidak peduli penjahat kelas kakap ataupun
aktivis dakwah garis keras. Yang membedakan adalah cara menyikapinya.
Banyak orang yang menindaklanjutinya dengan pdkt (seperti yang sering
kita lihat) dan pacaran. Ada yang diam-diam menyimpannya dan mendoakan,
Ada yang memilih taaruf terang-terangan dan melamarnya.
Nilai kesucian itu menjadi tanggungjawab sang pemilik rasa. Apakah
mempertahannkannya sampai selesai atau merusakan kesuciannya ditengah
jalan.
Apa yang menjadi sebab seseorang memiliki rasa satu sama lain sulit
untuk aku ketahui, pertanyaan itu hanya bisa dijawab apabila kedua orang
terikat menjadi satu.
Tidak ada yang salah dengan memiliki perasaan. Yang menjadikannya benar dan salah adalah cara menyikapinya :)
cc:bang kurniawan
ngak ada salahnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar