Bismillahirrohmanirrohiim..
“niat menikah dikatakan lurus
untuk Allah jika saat jodoh pilihan ialah bukan ia yang diharapkan, hati merasa
ringan dan tetap karena Allah” ~ArsyaNurni
Entah kenapa malam ini jadi
begitu mellow nya, bermula karena mendengarkan sekilas cuplikan lagu “bidadari
surga”nya Uje rahimahullah. Buat aku lirik lagunya simple banget, tapi entah
kenapa “ngena” banget di hati ini, mungkin karena itu ungkapan terdalam dari
hatinya Uje rahimahullah untuk sang istri, makanya sebagai wanita ikut
ngerasakan, tak terasa malah jadi gerimis di sudut mata..:’(
Namun saat memeriksa hati, maka
gerimis itupun menjadi musim hujan, begitu besar dampak dari sebuah
“pernikahan”. Whaaaa..ini dengan sangat terpaksa jadi kudu ngomong “pernikahan”
ya? Topic yang selama ini berusaha aku hindari untuk dibahas, tanpa alasan yang
jelas pula.
Menikah adalah salah satu tempat
berlindung dari kejahatan syahwat.
*ekstrim banget yaa bahasanya* whateverlah, tapi emang itu kan salah
satu manfaat menikah? Dan yang jadi pikiranku
saat ini, bagaimana kita bisa berlindung dari kejahatan syahwat, sementara hati
kita berat menerima “jodoh” yang telah dipilihkan Allah. Masih berat melangkah
ke KUA, saat yang mengajak bukanlah orang yang kita impikan..
Hmmmm.. ini bukan dunia dongeng
yang akan berakhir dengan Happy ending, dan tak semua keindahan yang kita
impikan akan tercapai. Terkadang karena terlalu ambisius untuk kehidupan yang
lebih baik, kita lupa untuk tetap rasional dalam berfikir. Terkadang kita lupa,
yang namanya manusia itu tak ada sempurna. Dan parahnya karena terlalu sering
mengimpikan sesuatu yang indah, kita lupa kalau yang “indah” pun memiliki sisi
buruk nya.
Trus gimana donk? Udah terlanjur
membanyangkan sosok pendamping ideal. Sampai lupa membayangkan kalau dia pun
punya sisi “negative”. Kecewa?? Pastinya.. lantas apa yang harus kita lakukan?
Bukan kah seharusnya semua kita kembalikan kepada Allah, yang maha berkehendak
dan maha mengetahui. Allah paling tau apa yang terbaik buat kita, tapi kitanya
aja yang kadang suka Sok tau, pake minta-minta ke Allah untuk di jodohkan
dengan si A atau si B,
Klopun Allah baik Hati jodohin
kita dengan Si A atau si B, tapi ngak ada yang menjamin kan pilihan kita bakal
membuat kita bahagia selamanya? Apalagi sanggup membawa kita ke surgaNya..trus?
yaa udah klo gitu mah Ikhlas aja, terima aja siapapun yang Allah pilihkan untuk
menemani perjalanan ini,.
Tapi ikhlas itu kan ngak mudah
ya? Yaaa emang, klo mudah mah ngak bakal Allah nyuruh kita ikhlas. Meskipun
ikhlas ngak mudah, tapi ikhlas kan bisa dipelajari, bisa dipupuk, dan jangan
lupa terus berdo’a smoga diberikan Allah keikhlasan yang seluas langit dan bumi
itu, agar kita lebih ringan dan mudah menjalani nya..
Tapi wait.. kenapa kita selalu
memikirkan diri kita sendiri?? Coba pikirkan jika keadaannya dibalik, jika kita
adalah sosok yang “tidak diinginkan” untuk hadir dan mendampingi perjalanannya?
Naaaah lhoo.. apa yang harus kita lakukan?. Yaaa harusnya kita berusaha lebih
kuat untuk menjadi sosok yang dia impikan semampu kita, pastinya ngak lupa
mohon pertolongannya Allah yang maha membolak balikan hati manusia,
Mungkin ada hal yang lebih besar
dari pada “dia impianku atau tidak”. Karena dalam pernikahan itu bukan masalah
dia sudah seperti impianku atau tidak, tapi ada kewajiban dan tanggung jawab
yang besar, dunia dan akhirat. Tidak terlalu penting sudah menjadi impiannya
atau tidak, tapi menjadi urgent sudah mampu mendidik istri atau membimbing
suami ke jalan yang diridhoi Allah belum?? Memahami kekurangan dan kebodohan
pasangan..
Itu sebenarnya yang kudu kita
perhatikan lebih dalam.. sulit memang, siapa bilang mudah? Klo mudah mah bukan
setengah agama namanya…^__^. Setengah agama otomatis tantangan dan godaannya
pun tak main2… ingat itu ..#NtMS.
Aaah…gpp lah ngaur catatan ini..
namanya juga mengobati hati yang sedang galau..^__^
#bumicinta01052013
#bumicinta01052013
0 komentar:
Posting Komentar